J. Musik Arumba :
Musik ini merupakan alunan rumpun bambu. Secara prinsip hampir sama dengan Angklung, hanya susunannya ditata seperti gambang. Cara memainkannya dengan dipukul. Tokoh Musik Arumba antara lain; Yos Rosadi, Sukardi, Rahmat dan Bill Saragih.
K. Musik Gamelan :
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Musik gamelan juga disebut sebagai musik heterofon karena memiliki pola ritme yang kaya. Para pemain gamelan disebut Niyaga, Penyanyi nya disebut Sinden Waranggana, dan lagu yang di mainkan disebut Gendhing.
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
Dari catatan sejarah, tangga nada sléndro lebih tua daripada tangga nada pélog. Tangga nada sléndro diperkenalkan pada Dinasti Syailendra sekitar abad 8 M. Menurut cerita, tangga nada sléndro ditemukan oleh Dewa Batara Endra atas petunjuk Dewa Shiva. Sedangkan pélog, Menurut Ronggo Warsito diciptakan oleh Prabu Banjaran Sari alias Panji Hino Kartopati alias Joyoboyo pada tahun 1519 M.
Laras sléndro, kadangkala dieja sebagai saléndro, dalam gamelan disebut Pentatonik enharmonis karena terdiri 5 nada dalam satu oktaf (gembyangan). Sruti (interval) setiap nadanya diberi satuan centimeter suara atau sering disebut cent. Sruti-sruti nadanya adalah 240 cent. Sedangkan untuk interval sempurna keempatnya yang lebih sempit, sekitar 480 cent, berbeda dengan interval pelog yang lebih lebar. Kelima nada pada laras sléndro adalah sebagai berikut:
Simbol | Nama Nada | Dibaca |
1 2 3 5 6 1 | Barang Gulu Dhadha Lima Nem Barang Alit | Ji Ro Lu Ma Nem Ji |
Laras pélog sendiri memiliki tujuh nada dalam satu gembyangan (oktaf) dan disebut Heptatonis, tetapi biasanya suatu komposisi akan ditulis dalam 5 nada. Skala pelog dapat dibuat dengan cara merangkaikan interval sempurna keempat dengan sruti yang cukup lebar, sekitar 515 sampai 535 cent. Ketujuh nada tersebut dituliskan sebagai berikut:
Simbol | Nama Nada | Dibaca |
1 2 3 4 5 6 7 | Panunggul/bem Gulu Dhadha Pelog Lima Nem Barang | Ji Ro Lu Pat Ma Nem Pi |
Kedua laras dalam gamelan Jawa tersebut jika dituliskan secara tangga nada diatonis adalah sebagai berikut:
Nama Laras | Secara Tangga Nada Diatonis | |||||
1=do | 2=re | 3=mi | 5=sol | 6=la | 1=do | |
1=do | 3=mi | 4=fa | 5=sol | 7=si | 1=do |
Contoh lagu tradisional umum yang menggunakan laras Sléndro dan Pélog; Gundul Pacul (laras Pélog) dan Lir ilir (laras Sléndro).
GUNDUL PACUL
Do = C 4/4 | Lagu : tradisional |
___ __== ___ ___ ___ ___ ___ ___
{ 0 1 { : 3 . 1 3 4 5 5 . 7 | 1(> ) 7 1>( ) 7 5 0 1 :{
Gun dul gun dul pa cul cul gemble le ngan Gun
Wa
____ ____ ____ ____ ____
{ : 3 5 4 4 5 4 | 3 1 4 3 1 0 1 :}
kulglimpangse ga ne da di sak la tar wa
LIR ILIR
Do = C 2/4 |
Lagu : Tradisional |
____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____
{ 0 1> 1> { : 2> ( ) 3> 1> 1> | 2(> )) 3> 1> 1> | 5 5 1> 1> | 6 5 5 |
Lir i Lir Lir i Lir tan du rewong su mi lir tak i
____ ____ ____ ____ ____ ____ ____
| 5 5 1> 1> | 6 6 3 6 | 5 3 2 3 | 1 1> 1> :}
jo ro yo ro yo taksengguh penganten a nyar
Nada dalam skala dengan dua sruti yang berbeda, dilambangkan dengan L dan S, adalah: gulu=S, dada=L, pelog=S, lima=S, nem=S, barang=L, bem=S, gulu=S. Dalam hal ini, S adalah sekitar 110-150 cent dan L adalah sekitar 250-300 cent.
Disamping itu, khusus untuk karawitan vokal (tembang) menggunakan laras barang miring. Bakunya laras barang miring adalah laras sléndro, akan tetapi pada vokal (tembang) dan gesekan rebab menggunakan nada-nada yang miring/minir (dinaikkan setengah nada dari nada sléndro). Sehingga apabila terdengar tembangnya saja rasanya seperti laras pélog.
Jenis-jenis Gamelan :
1. Gamelan Bali | 5. Gamelan Banjar 6. Gamelan Jawa |