www.gitaralfian.co.cc »

Rabu, 27 Agustus 2008

Materi 4


J. Musik Arumba :


Musik ini merupakan alunan rumpun bambu. Secara prinsip hampir sama dengan Angklung, hanya susunannya ditata seperti gambang. Cara memainkannya dengan dipukul. Tokoh Musik Arumba antara lain; Yos Rosadi, Sukardi, Rahmat dan Bill Saragih.


K. Musik Gamelan :


Photobucket

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Musik gamelan juga disebut sebagai musik heterofon karena memiliki pola ritme yang kaya. Para pemain gamelan disebut Niyaga, Penyanyi nya disebut Sinden Waranggana, dan lagu yang di mainkan disebut Gendhing.


Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.


Dari catatan sejarah, tangga nada sléndro lebih tua daripada tangga nada pélog. Tangga nada sléndro diperkenalkan pada Dinasti Syailendra sekitar abad 8 M. Menurut cerita, tangga nada sléndro ditemukan oleh Dewa Batara Endra atas petunjuk Dewa Shiva. Sedangkan pélog, Menurut Ronggo Warsito diciptakan oleh Prabu Banjaran Sari alias Panji Hino Kartopati alias Joyoboyo pada tahun 1519 M.


Laras sléndro, kadangkala dieja sebagai saléndro, dalam gamelan disebut Pentatonik enharmonis karena terdiri 5 nada dalam satu oktaf (gembyangan). Sruti (interval) setiap nadanya diberi satuan centimeter suara atau sering disebut cent. Sruti-sruti nadanya adalah 240 cent. Sedangkan untuk interval sempurna keempatnya yang lebih sempit, sekitar 480 cent, berbeda dengan interval pelog yang lebih lebar. Kelima nada pada laras sléndro adalah sebagai berikut:

















Simbol



Nama Nada



Dibaca



1


2


3


5


6


1



Barang


Gulu


Dhadha


Lima


Nem


Barang Alit



Ji


Ro


Lu


Ma


Nem


Ji





Laras pélog sendiri memiliki tujuh nada dalam satu gembyangan (oktaf) dan disebut Heptatonis, tetapi biasanya suatu komposisi akan ditulis dalam 5 nada. Skala pelog dapat dibuat dengan cara merangkaikan interval sempurna keempat dengan sruti yang cukup lebar, sekitar 515 sampai 535 cent. Ketujuh nada tersebut dituliskan sebagai berikut:
















Simbol



Nama Nada



Dibaca



1


2


3


4


5


6


7



Panunggul/bem


Gulu


Dhadha


Pelog


Lima


Nem


Barang



Ji


Ro


Lu


Pat


Ma


Nem


Pi




Kedua laras dalam gamelan Jawa tersebut jika dituliskan secara tangga nada diatonis adalah sebagai berikut:




























Nama Laras



Secara Tangga Nada Diatonis



Sléndro



1=do



2=re



3=mi



5=sol



6=la



1=do



Pélog



1=do



3=mi



4=fa



5=sol



7=si



1=do



Contoh lagu tradisional umum yang menggunakan laras Sléndro dan Pélog; Gundul Pacul (laras Pélog) dan Lir ilir (laras Sléndro).



GUNDUL PACUL










Do = C


4/4



Lagu : tradisional



___ __== ___ ___ ___ ___ ___ ___


{ 0 1 { : 3 . 1 3 4 5 5 . 7 | 1(> ) 7 1>( ) 7 5 0 1 :{


Gun dul gun dul pa cul cul gemble le ngan Gun


Wa


____ ____ ____ ____ ____


{ : 3 5 4 4 5 4 | 3 1 4 3 1 0 1 :}


kulglimpangse ga ne da di sak la tar wa




LIR ILIR










Do = C


2/4




Lagu : Tradisional



____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____


{ 0 1> 1> { : 2> ( ) 3> 1> 1> | 2(> )) 3> 1> 1> | 5 5 1> 1> | 6 5 5 |


Lir i Lir Lir i Lir tan du rewong su mi lir tak i



____ ____ ____ ____ ____ ____ ____


| 5 5 1> 1> | 6 6 3 6 | 5 3 2 3 | 1 1> 1> :}


jo ro yo ro yo taksengguh penganten a nyar



Nada dalam skala dengan dua sruti yang berbeda, dilambangkan dengan L dan S, adalah: gulu=S, dada=L, pelog=S, lima=S, nem=S, barang=L, bem=S, gulu=S. Dalam hal ini, S adalah sekitar 110-150 cent dan L adalah sekitar 250-300 cent.


Disamping itu, khusus untuk karawitan vokal (tembang) menggunakan laras barang miring. Bakunya laras barang miring adalah laras sléndro, akan tetapi pada vokal (tembang) dan gesekan rebab menggunakan nada-nada yang miring/minir (dinaikkan setengah nada dari nada sléndro). Sehingga apabila terdengar tembangnya saja rasanya seperti laras pélog.



Jenis-jenis Gamelan :









1. Gamelan Bali


2. Gamelan Banyuwangi


3. Gamelan Sunda



4. Gambang Kromong


5. Gamelan Banjar


6. Gamelan Jawa