www.gitaralfian.co.cc »

Sabtu, 07 Juni 2008

Mbayar Pakai Daun

Saking cintanya dengan yang namanya Gelombang Cinta, Tom Gembus yang tinggal di daerah Yogya Timur ini sampai melupakan kewajibannya sebagai kepala rumah tangga.

Bayangkan saja, tiap hari yang dirawat hanya tanaman.
Beli susu dan madu bukan untuk diminum melainkan untuk menyiram tanaman.
Belum lagi pupuknya. Praktis sebagian anggaran belanja keluarga juga habis untuk ngopeni godhong.
Bahkan SPP anaknya pun terabaikan.Tidak seperti biasanya Tom Gembus tepat waktu memberi uang SPP pada Jon Koplo, anaknya yang sudah duduk di bangku SMA.
Bulan kemarin Koplo sudah nunggak bayar SPP. Setiap nagih ke bapaknya selalu dijawab: ”Ko sik ta Le, duitnya baru tak pakai buat investasi. Nanti kalau tanaman ini sudah payu, tak lunasi semua.”
Itulah yang membuat Jon Koplo sangat kesal. Bahkan seolah-olah ia ogah sekolah lantaran selalu ditagih SPP oleh gurunya dan dicibir teman-temannya.
Namun entah dapat ide dari mana, pagi-pagi sekali Jon Koplo sudah siap berangkat ke sekolah dengan wajah berseri-seri.
Sebelum berangkat Koplo masuk ke pekarangan tanaman milik ayahnya.
Lirik sana lirik sini, akhirnya ia mengambil satu tanaman Gelombang Cinta dan dimasukkan ke dalam tas kresek.
Dengan naik angkutan kota, Gembus turun di Pasar Prambanan dan lagsung masuk ke salah satu kios tanaman hias.
Terjadilah transaksi jual beli. Luar biasa. Koplo tidak menyangka, tanaman kecil itu dihargai Rp 500.000.
Koplo langsung keluar dari kios dengan perasaan senang.
Sampai di sekolah, Koplo langsung melunasi SPP-nya.
Ia senyam-senyum sendiri, ternyata godhong bisa buat bayar SPP.
Tapi tan kocapa, begitu sampai di rumah, ia mendapati Tom Gembus, sang ayah, sedang marah besar gara-gara kehilangan salah satu tanaman miliknya.
Namun dengan gentle Jon Koplo mengakui kalau dialah yang mengambilnya untuk mbayar SPP.
Bahkan Jon Koplo sempat ”menasihati” ayahnya, bahwa investasi yang sesungguhnya bukanlah tanaman, melainkan pendidikan.
Entah apa yang ada di hati dan pikiran Tom Gembus.
Yang jelas kemarahannya jadi hilang. Ia sadar kalau selama ini begitu kedanan tanaman sehingga lupa kewajibannya sebagai kepala rumah tangga.
Tom Gembus pun merangkul anaknya sembari berucap, ”Ini baru anak Bapak yang hebat. Tapi ngomong-omong, mana uang kembaliannya...?”

Sumber : Solo Pos (diedit seperlunya)