www.gitaralfian.co.cc »

Selasa, 25 Maret 2008

Frederic chopin

Frederic Chopin (1810-1840), pencipta lagu termasyhur di dunia pada abad ke-19 adalah seorang pencipta orisinil yang paling kreatif dalam sejarah musik. Bentuk komposisinya menunjukkan sedikit pengaruh dari karya pencipta lagu lainnya, dan kenyataannya, sebagian besar karyanya, seperti polonais (musik rakyat Polandia) dan balada, melahirkan corak baru. Seorang kritikus modern menulis, ”Dalam struktur dan bentuk komposisinya, dia berdiri sendiri; keseimbangan dan arsitekturnya tampak berasal dari beberapa sumber yang tidak diketahui.” Jadi, sepertinya Chopin mendapat inspirasi yang datang langsung dari hubungan tercerahkan dengan Surga, ”sumber yang tidak diketahui”, dan bukan meniru dari para pendahulu atau rekan sebayanya. Pandangan ini ditegaskan oleh temannya, seorang pencipta lagu dari Hungaria, Franz Liszt:

Maka berkarya dalam musik di Bumi;
Tuhan mengakuinya, mengirimnya
Menambah satu lagi yang berharga.



Berkembang kreasi baru yang mengakhiri
Kreasi lama, dan menyatakan
Keindahannya dalam suara-suara yang merdu.
~~ Kutipan dari kata pengantar Kehidupan Chopin oleh Liszt



Chopin lahir di Warsawa dalam keluarga kaya, dengan ayah berbangsa Perancis dan ibu berbangsa Polandia dari garis keturunan ningrat. Sejak masa kanak-kanak, dia menyenangi musik piano dan mulai mengambil pelajaran piano pada umur 6 tahun. Dia bahkan mulai mengarang sebelum dia tahu bagaimana menuliskan inspirasinya, dan bakat musiknya segera menjadi nyata, dapat dibandingkan dengan masa kanak-kanak si jenius Mozart. Publikasi pertamanya muncul ketika dia berusia 15 tahun dan sampai berusia 17 tahun, Chopin dikenal sebagai pemain piano terkemuka dari Warsawa dan seorang pencipta lagu yang berbakat.

Karena keadaan politik yang memanas di Polandia, maka pada umur 20 tahun dia pindah ke Paris, pusat dari Gerakan Romantik dalam bidang kesenian. Dia menghabiskan masa sisa kehidupannya di Perancis dan hanya sekali-sekali pergi ke luar negeri. Karena sifatnya yang introver, Chopin tidak pernah mengadakan konser terbuka bagi publik, tetapi hanya bermain bagi teman-teman dan mencari nafkah dari mengajar piano dan menjual karya-karyanya.





“Kalau keindahan yang sukar dipahami ini bukan berasal dari manusia, tetapi dari Tuhan, maka ini adalah hadiah terbesar dari Chopin bagi kita. Singkatnya, Chopin setara dengan pencipta lagu lainnya dalam mengungkapkan hakikat suara dan pengalaman dunia batin." ~~ oleh seorang kritikus modern

KARYA CIPTA
Chopin menulis sebagian besar karyanya untuk musik piano, menjadikan alat musik ini ”bernyanyi” dengan suatu cara yang tidak pernah terbayangkan oleh pencipta lagu sebelumnya, sehingga dia mendapat julukan ”Pujangga Piano”. Lirik dan lagunya yang luar biasa, menampilkan beberapa karya musik paling indah yang pernah ditulis, dan karya-karya pianonya adalah karya yang paling sering dimainkan dalam sejarah. Dia termasuk diantara beberapa guru universal, dan polularitasnya tidak pernah menyusut. Hampir semua karya musik dan komposisinya dikenal di seluruh dunia. Arthur Rubinstein, pemain piano terkemuka abad ke-20 dari Amerika menyatakan, ”Ketika nada pertama dari karya Chopin berkumandang melalui aula konser, terasa begitu akrab. Di seluruh dunia, laki-laki dan perempuan mengenal musiknya. Mereka mencintainya; mereka tergugah oleh musik itu. Itu merupakan karya seni yang diungkapkan secara unik dan pribadi.” Selain dapat didengar dalam konser dan rekaman, karya-karya Chopin juga digunakan untuk tari balet terkenal Les Sylphides, dan dapat didengarkan dalam berbagai film terkenal seperti The Pianist, dan The Truman Show.

Daya tarik Chopin yang luas berasal dari kemampuannya untuk membangkitkan ingatan akan musik surgawi, suara-suara dari dunia batin itu adalah sumber inspirasi dari karyanya. Kemampuan ini sama seperti yang dimiliki oleh tokoh yang dikaguminya, Johann Sebastian Bach, yang percaya bahwa karya-karyanya bukan dari dirinya sendiri tetapi berasal dari Tuhan dan memuliakan Tuhan. Jenius musik ini melampaui keinginan sederhana untuk melukiskan pengalaman manusia melalui musik dan pada akhirnya mendekati Tuhan. Kritikus yang lain menyebutkan,”Kalau keindahan yang sukar dipahami ini bukan berasal dari manusia, tetapi dari Tuhan, maka ini adalah hadiah dari Chopin yang terbesar bagi kita. Singkatnya, Chopin setara dengan pencipta lagu lainnya dalam mengungkapkan hakikat suara dan pengalaman dunia batin."

Demikian, sifat sensitif dan mistik Chopin, dan keselarasan dengan suara-suara Surgawi merupakan kunci dari hadiahnya yang tidak terbatas sebagai seorang pencipta lagu dan pemusik. Anton Rubinstein, pemain piano abd ke-19, menjuluki dia, ”Sang Penyair Piano, sang Rapsodis Piano, Sang Pemikir Piano dan Sang Jiwa Piano” dan menambahkan, ”Saya tidak tahu apakah jiwa dari alat musik ini bernapas dalam dia, tetapi semua kemungkinan ekspresi ditemukan dalam komposisinya, dan semua dinyanyikan olehnya dengan alat musik ini."

Ekspresi Chopin yang luas, misalnya, dalam Op. 34, No.2 Valse Brillante, yang mengungkapkan jiwa manusia secara dekat yang mencerminkan keindahan dari musik yang lebih tinggi – ”Ajaran Surgawi yang Bermelodi” memakai istilah dari Maha Guru Ching Hai. Dalam kenyataannya, banyak pemain piano dan kaum terpelajar melukiskan irama wals dari Chopin sebagai ”tarian untuk jiwa” mengungkapkan cerminan spiritual yang memdalam – puisi musik cinta bagi Tuhan dan kemanusiaan, yang mengungkapkan perasaan terangkat dari si pencipta lagu, kerinduan batin, dan perasaan kemanusiaan yang kuat. Le Menestral (“The Minstrel”), sebuah catatan harian dari masa Chopin, tertulis:”[Dia adalah] peri piano, terikat dengan dunia fana ini hanya dengan sentuhan sebuah jari dan diisi oleh mimpi-mimpi dari ketinggian. Dengarkanlah Chopin bermain! Suaranya seperti desah bunga, desiran awan atau bisikan bintang-bintang."

Keakrabannya dengan alam yang lebih tinggi membuat Chopin dapat mencipta secara alamiah dan spontan, sebagaimana teman sejawatnya, pengarang novel Aurore Dudevant (yang menulis dengan nama samaran George Sand), dengan penuh kesan menyatakan: ”Ia berkarya dengan spontan, menakjubkan. Dia menemukannya tanpa perlu mencarinya, tanpa membayangkannya. Hal itu muncul pada pianonya secara tiba-tiba, sempurna, indah, atau bernyanyi dalam kepalanya selagai berjalan, dan dia ingin cepat-cepat mendengarnya lagi dengan menggubahnya melalui alat musiknya.” Komentar ini mengingatkan kepada penjelasan Maha Guru Ching Hai tentang bagaimana Dia menciptakan karya seniNya dengan cepat dan secara alamiah melalui ilham: ”Inspirasi saya berasal dari dalam otak saya! Kadang-kadang warna dan gambarnya muncul sebelum saya dapat melukiskannya. Jadi, saya harus melakukannya dengan cepat sebelum saya lupa. Kadang-kadang saya amat terinspirasi. Dalam satu hari saya dapat membuat sepuluh atau dua puluh rancangan atau dalam satu malam mungkin tiga puluh rancangan pakaian."

Chopin juga memiliki kerendahan hati, tidak terpengaruh dan kesederhanaan dari seorang yang tercerahkan. Sebagai contoh, ketika pencipta lagu terkemuka dari Jerman, Robert Schumann, menanggapi karya awal Chopin, Opus 2 Variation for Piano, dengan kata-kata yang terkenal sampai sekarang, ”Angkat topi, tuan-tuan, seorang jenius!” Chopin bereaksi dengan kerendahan hati, tidak menyukai kegemparan masyarakat yang segera mendorong dia termasyhur ke seluruh dunia. Lagi pula, kutipan-kutipan dari surat-suratnya membuktikan sikapnya yang tidak terpengaruh dan sifat yang sederhana: ”Saya adalah seorang revolusioner; uang tidak berarti buat saya” dan “Kesederhanaan adalah tujuan yang paling tinggi, yang dapat dicapai ketika Anda telah mengatasi semua kesulitan.” Sebagaimana Maha Guru Ching Hai mengajarkan, ”Kita harus menjadi seperti anak kecil untuk dapat kembali ke Kerajaan Surgawi. Jangan membuat diri kita terlalu rumit. Jangan terlalu peduli dengan segala macam. Bahkan ketika kita menjadi dewasa, kita tetap harus mempertahankan hati yang seperti seorang anak kecil.” Dengan mengamati kehidupan dan tulisan-tulisannya, terlihat bahwa Chopin dengan jelas hidup sesuai dengan cita-cita ini.

Menurut seorang saksi mata, pendeta Abbe Jelowicki, saat Chopin mendekati ajal pada usia 39 tahun akibat penyakit TBC, dia kelihatannya benar-benar bahagia dan menceritakan kepuasan hatinya kepada orang lain. Pada saat itu, dia menyampaikan perasaan suka cita yang besar, cinta-kasih Tuhan, ketidakterikatan akan hal-hal duniawi, dan mengharapkan secepatnya berangkat dari tubuh fisiknya. Dia menyerukan nama Yesus, Maria dan Yusuf, mencium salib yang dia pegang dan mendekapkan ke hatinya, sambil menangis, ”Sekarang saya berada pada sumber Berkat” seolah-olah berkata bahwa dia sadar sedang memasuki kawasan Cahaya Surgawi. Seperti kata-kata Maha Guru Ching Hai, ketika kita tercerahkan, kita ”melampaui batasan dari kematian dan kehidupan selamanya, sekali ketakutan akan kematian terlampaui, dipahami oleh jiwa kita sendiri yang amat rapuh dan takut, kita adalah selamanya abadi.” Mungkin pada titik ini Chopin telah benar-benar mencapai keadaan seperti yang dituliskannya: ”Kesederhanaan adalah tujuan yang paling tinggi, yang dapat dicapai ketika Anda telah mengatasi semua kesulitan."