B. Notasi / Tangga Nada
Secara sederhana, Notasi adalah sistem pelambangan dalam musik yang memungkinkan para musisi dan penikmat musik dapat membaca dan menyanyikan sebuah karya musik dengan baik. Ada dua bentuk notasi yang secara umum dikenal, yaitu notasi balok dan notasi angka. Namun, tidak jarang juga ada yang menggunakan notasi huruf.
Dalam notasi musik, not-not tersebut diletakkan dalam wadah tertentu yang berbentuk garis lurus dan sejajar. Pada awalnya penulisan notasi musik menggunakan 11 garis horisontal sejajar yang dipakai untuk meletakkan not-not tersebut. Garis-garis horisontal sejajar itu sering disebut dengan Great Staff (paranada besar).
Akan tetapi pada perkembangan berikutnya, paranada besar ini dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing 5 garis horisontal sejajar, sedangkan garis ke 6 ditiadakan. Sehingga menjadi bentuk seperti :
a. Tanda Kunci dan Garis Bantu
Untuk mengetahui tinggi-rendah nada, maka not-not yang telah diletakkan dalam paranada tersebut perlu disesuaikan secara berurutan menurut tinggi dan rendahnya. Untuk dapat menentukan tinggi-rendah nada-nada tersebut perlu adanya patokan atau dasar yang baku. Patokan yang digunakan untuk menentukan tinggi rendah nada adalah dengan memberikan tanda kunci (clef) diawal setiap baris.
Ada beberapa jenis tanda kunci yang dipakai sebagai patokan dalam notasi musik. Yaitu tanda kunci G, tanda kunci F, dan tanda kunci C.
Kunci G atau sering juga disebut treble clef, digunakan untuk nada-nada tinggi. Kunci ini memang berbentuk mirip dengan huruf G dan garis kedua merupakan pusat dari kunci tersebut. Nada yang terletak pada garis kedua adalah nada g’.
g’
Kunci F sering disebut juga dengan Bass Clef, digunaka untuk nada-nada rendah. Kunci ini pada awalnya berbentuk mirip dengan huruf F, akan tetapi lama kelamaan berkembang menjadi seperti tanda koma yang besar yang berpusat pada garis keempat dengan dua uah titik yang mengapit garis tersebut. Dan nada yang terdapat pada garis ke empat adalah nada f.
f
Sedangkan tanda kunci yang lain adalah kunci C atau kunci C berpindah. Maksudnya adalah bahwa tanda kunci ini dapat diletakkan tidak hanya satu tempat. Nada yang terdapat pada garis di tengah tanda kunci adalah nada c. Pada awalnya, tanda kunci C ini digunakan untuk menuliskan suara manusia (vokal), sehingga ada bermacam-macam jenis kunci C sesuai dengan jenis suara manusia yaitu tanda kunci C sopran, C mezzo-sopran, C alto, C tenor, C bariton.
Untuk meletakkan nada-nada yang lebih tinggi atau lebih rendah dari garis paranada, digunakan sebuah garis pendek-pendek. Fungsi garis ini disebut sebagai garis bantu.
b. Nama Tingkatan Nada dan Nama Interval Nada
Dalam sebuah tangganada diatonis terdapat 7 buah nada yang disusun secara berurutan sesuai dengan tinggi nadanya. Masing-masing nada dalam sebuah tangganada mempunyai nama sesuai dengan tingkatan dan fungsinya dimulai dari;
1 : Tonika 5 : Dominan
2 : Supertonika 6 : Submedian
3 : Median 7 : Leadingtone / Leadingnot
4 : Subdominan 8 : Oktaf
Sedangkan secara interval dibedakan dengan nama:
do –> do = Primedo –> re = Seconddo –> mi = Tertsdo –> fa = Kwart | do –> sol = Kwintdo –> la = Sekstdo –> si = Septimdo –> do tinggi = Oktaf |
c. Nama Nada dan Tanda Aksidental
Secara substansial sistem nada yang dipakai pada musik tradisional Nusantara sangat berbeda dengan sistem nada musik modern. Akan tetapi pada saat ini, sistem nada pada musik tradisional (pentatonis) dapat disesuaikan dengan sistem nada yang dipakai saat ini (sisitem tempered), yaitu nada-nada yang terdapat dalam satu oktaf. Masing-masing oktaf dibagi sama dengan 12 nada yang setiap nada memiliki jarak setengah langkah (half step), dan dua jarak setengah langkah yang digabungkan menghasilkan jarak 1 langkah (whole step). Susunan nada-nadanya ini diberi nama sebagai berikut :
do | re | mi | fa | sol | la | si | do | Belanda, Philipina, Indonesia. |
c | d | e | f | g | a | b | c’ | Jerman, Inggris, Amerika. |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 1> | Itali, Perancis |