II. UNSUR-UNSUR MUSIK NUSANTARA
Musik adalah susunan tinggi rendah nada yang berjalan dalam waktu. hal ini dapat dilihat dari suatu notasi musik yang menggambarkan besarnyawaktu dalam arah horisontal , dan tinggi rendah nada-nada dalam arah vertikal.
Substansialmya musik adalah nada/bunyi, yaitu bunyi yang mempunyai getaran teratur tiap detik dengan sifat khas, yakni adanya tinggi rendah bunyi (pitch), keras lembutnya bunyi (dinamik), dan warna suara (timbre) yang bervariasi. Secara bagian umumnya, musik terdiri dari lagu-lagu dan alat musik. Apabila dibagi lagi kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, musik terdiri dari banyak elemen atau unsur-unsur lain.
Pitch atau tinggi rendahnya nada berkaitan dengan getaran atau frekuensi suara atau bunyi yang dihasilkan dari alat musik maupun suara manusia. Semakin banyak getarannya, semakin tinggi nada tersebut. Atas dasar tersebut, para ahli kemudian menetapkan takaran getaran untuk setiap nada yang memungkinkan kita mengenal tinggi rendah atau pitch.
Dalam musik, volume bunyi yang kuat, lembut, dan perubahannya disebut dinamik. Ada banyak tanda dinamik yang digunakan para musisi maupun pencipta lagu untuk menunjukkan karakter sebuah atau serangkai nada dibunyikan. Tanda dinamik berikut ini disusun dari lembut ke keras :
Pianissimo (pp) : sangat lembut
Piano (p) : lembut
Mezzo Piano (mp) : agak lembut (lembutnya sedang)
Mezzo Forte (mf) : agak keras (kerasnya sedang)
Forte (f) : keras
Fortessimo (ff) : sangat keras
Fortepiano (fp) : keras – lembut, mulai keras lalu segera lembut
Crescendo (cresc.) : makin lama makin keras
Decrescendo (decresc.) : makin lama makin lembut
Diminuendo (dim.) : melembutkan nada
Sforzando (sfz) : lebih keras, diperkeras
Pada musik Nusantara, dapat dilihat ada beberapa unsur-unsur musik, antara lain, ritme, tangga nada dan melodi.
A. Ritme
Ritme atau irama adalah suatu bentuk gerak nada yang teratur karena munculnya aksen secara tetap. Keindahan irama akan lebih terasa karena adanya jalinan perbedaan nilai dari satuan bunyi. Oleh karena itu, ritme sering disebut sebagai detak jantungnya musik. Tanpa not, musik masih dapat dibentuk dari kumpulan bunyi tetabuhan ritmis. Sebaliknya, musik tidak akan lengkap tanpa adanya ritme. Sekalipun musik memiliki bermacam macam not dan warna suara.
Lagu daerah memiliki irama yang khas, masing masing timbul dari cara memainkan alat musiknya, khususnya perkusi. Irama umumnya berkaitan dengan beat, metrum (birama) dan tempo.
a. Beat
Beat adalah lamanya suatu nada dinyanyikan atau dibunyikan. Satuan dari beat adalah ketuk. Panjang atau lamanya waktu dari suatu bunyi beat atau ketukan sangat menentukan terhadap ritme. Panjang pendeknya bunyi digambarkan dengan simbol yang disebut dengan not, dan panjang pendeknya diam juga digambarkan dengan simbol yang disebut tanda istirahat.
1) Harga Not dan Tanda istirahat
Berikut adalah lambang-lambang not dan tanda istirahat beserta harga dan besaran ketukannya.
Not | Tanda Istirahat | Harga Not | Nilai Ketukan |
Penuh | 4 Ketuk | ||
½ | 2 Ketuk | ||
¼ | 1 Ketuk | ||
1/8 | ½ Ketuk | ||
1/16 | ¼ Ketuk |
Not-not yang menggunakan bendera dapat ditulis dengan cara menggabungkan masing-masing bendera satu dengan yang lain sehingga menjadi satu ketukan atau setengah ketukan.
Lain halnya dengan tanda istirahat yang tidak dapat digabungkan cara penulisannya, akan tetapi apabila ada lebih dari satu tanda istirahat, maka tanda-tanda istirahat tersebut dapat dijumlahkan sehingga menjadi satu ketukan atau setengah ketukan.
2) Not Bertitik, Tanda Istirahat beritik dan Legato
Tanda titk dibelakang not ataupun tanda istirahat mempunyai harga setengah dari not atau tanda istirahat yang diikutinya.
Apabila ada dua buah titik yang menyertai not atau tanda istirahat, maka titik yang kedua mempunyai harga setengah dari titik yang pertama.
Untuk memperpanjang suatu not dapat juga dengan memberikan tanda legato ( tie ). Tanda ini berupa sebuah garis lengkung yang menghubungkan 2 buah not sama tingginya, dan di mainkan sebagai sebuah not dengan menjumlahkan harga dari kedua not yang mendapatkan tanda legato tersebut. Tanda legato ini tidak berlaku untuk tanda istirahat.
b. Birama / Measure / Bar
Birama adalah pengelompokan ketukan menjadi beberapa unit hitungan. Birama bisa disebut juga sebagai suatu tanda untuk menunjukkan jumlah ketukan dalam satu ruas birama. Satu ruas birama ditunjukkan oleh batas-batas garis vertikal yang disebut garis birama. Birama ditentukan dari ketukan yang bertekanan (tesis) dan ketukan tidak bertekanan (arsis).
Contoh: | 2 ketukan dalam setiap birama satuan setiap ketuk bernilai not ¼ | |
3 Ketukan dalam setiap birama satuan setiap ketuk bernilai not ½ |
Ada dua jenis birama yaitu tunggal / sederhana (simple time) dan susun / majemuk (compound time). Pada birama sederhana, tiap ketukan habis dibagi dengan 2 not yang sama besar, sedangkan pada birama susun, tiap ketukan habis dibagi dengan 3 not yang sama besar.
1) Birama Sederhana (Simple Time)
Dalam birama sederhana, pembilang dapat merupakan salah satu dari bilangan 1 sampai 12, dan penyebut merupakan salah satu dari harga not (2, 4, 8, 16, dst.)
perduaan (simple duple) 2 2 2
8 4 2
Pertigaan (simple triple) 3 3 3
8 4 2
Perempatan (simple quadruple) 4 4 4
8 4 2
2) Birama Susun (Compound Time)
Pembilangdalam birama susun adalah sebuah bilangan yang selalu habis dibagi dengan 3, yaitu 6, 9, 12 dan penyebut merupakan salah satu dari harga not (2, 4, 8, 16, dst.). Atau dapat juga dikatakan bahwa penyebut dari birama susun adalah not bertitik.
perduaan (compound duple) 6 6 6
8 4 2
Pertigaan (compound triple) 9 9 9
8 4 2
Perempatan (compound quadruple) 12 12 12
8 4 2
Ada beberapa tanda birama yang dikelompokkan kedalam birama sederhana maupun susun, seperti:
Sebagai birama sederhana jika dimainkan dalam 3 ketukan, dan sebagai birama susun jika dimainkan dalam 1 ketukan per birama. |